August 17, 2011

Corat-coret Agustusan: Upacara? Apa tuh? Penting ya?



‘Besok ada upacara nih..’
‘Ha? Ngapain? Enggak penting banget?’
‘Emang nih.. tapi mau gimana lagi? Bikin hari senin makin buruk aja.’

                Beberapa dari antara kita mungkin masih terbiasa dengan istilah ‘I hate Monday’, bahkan mungkin masih ada di antara kita yang masih memegang teguh motto itu. Hari senin memang adalah hari yang paling macet, hari yang sibuk, dan juga hari yang melelahkan. Apalagi, bagi kita yang masih pelajar atau seorang guru di sebuah sekolah, pasti hari senin adalah hari di mana sekolah kita mengadakan upacara bendera.

                Seperti biasa, upacara bendera pakai pakaian lengkap, dasi, topi ikat pinggang dan seragam putih-putih. Lalu, berjalan ke lapangan dengan muka lesu dan seolah-olah seperti tercantum tulisan ‘GUE MALES’. Dan kemudian berjalanlah upacara bendera pagi hari ini.

                Upacara yang benar-benar tidak benar ini sedang berlangsung. Protokol/pembaca acara upacara bersuara serak-serak basah, lalu kelompok paskibra mengibarkan bendera pusaka yang kita bangga-banggakan itu dengan terbalik, nyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya yang diselingi dengan suara sumbang namun lantang (atau malah hampir tidak ada suara karena kebanyakan malas bernyanyi), kemudian pembacaan UUD ’45 yang sudah sangat sering dikumandangkan dan sangat membosankan tidak diperhatikan oleh kebanyakan peserta upacara. Tetapi, Kalau pembacaan pancasila dan janji siswa masih baik-baik saja, karena siswa harus ikut membaca bersama. Nah, setelah semua acara-acara yang sangat-sangat kacang itu sudah selesai, giliran acara yang paling tidak disukai oleh segenap perserta upacara pada saat itu, yaitu Amanat kepala sekolah. Bagian ini adalah bagian yang paaaaaaliiiinggg lama dan  tidak akan membuat peserta upacara berubah ketika ditegur. Dan setelah penderitaan berdiri yang cukup panjang untuk mendengar amanat yang lama itu, akhirnya selesai juga. Bubar dan selesai sudah upacara pagi itu dengan keringat berceceran. Dan hampir semua siswa dalam sekejap lupa apa yang baru saja di amanatkan kepala sekolah mereka.

Akan begini teruskah upacara bendera yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah didalam negara ini? Bagaimana seorang rakyat Indonesia bisa bangga akan bangsa dan negaranya, kalau menyanyikan lagu kebangsaan saja tanpa kebanggaan sama sekali? Saya percaya, kita sebagai murid juga masih punya akal sehat untuk menentukan batas ketidakbenaran perilaku kita dalam bertindak. Tetapi, kenapa upacara bendera hampir selalu kacau, khususnya pada saat bernyanyi. Padahal, lagu kebangsaan Indonesia adalah nomor 3 terindah di seluruh dunia. Kita juga memiliki pancasila, filsafat negara kita yang bernilai sangat tinggi. Kurang apalagi kita untuk bangga menjadi orang Indonesia? 

Jangan lagi biarkan upacara menjadi hal  rutin yang kita lakukan setiap hari senin. Upacara bukan hanya sekedar rutinitas! Ini adalah bentuk penghormatan kita terhadap pendahulu dan pahlawan-pahlawan negara kita. Saya juga tau kalau kita semua sudah tau hal ini. Hanya saja, kita kurang menghidupi dan tidak peduli. Kita, khususnya sebagai orang Kristen seharusnya bersyukur punya negara yang sudah merdeka dan terus diberkati Tuhan hingga pada hari ini. Walaupun banyak masalah politik, kesehatan, kemiskinan, dan hal lainnya, tetap saja negara kita tidak separah Nigeria misalnya. Biarlah kita menjadi peserta upacara yang baik, karena ini adalah hal yang sangat mendasar untuk kita bisa mencintai Indonesia lebih lagi.