February 28, 2012

After Midnight - Blink 182



i can't get my feet up off the edge

i kinda like the little rush you get
when you're standing close to death
and you're driving me crazy

hold on as we crash into the earth
a bit of pain will help you suffer when you're hurt, for real
when you're driving me crazy

from your lips, the word's a robbery
do you grin inside? you're killing me
all along we talked of forever
i kinda think that we won't get better
it's the longest start, the end's not too far away
did you know? i'm here to stay

we'll stagger home after midnight
sleep on and off in the stairwell
we'll fall apart on the weekend
these nights go on and on and on

i can't get your voice out of my head
all i can hear are many echoes of
the darkest words you said
well, you're driving me crazy

i can't find the best in all of this
but i'm always looking out for you
cause you're the one i miss
you were driving me crazy

from your lips, the word's a robbery
do you grin inside? you're killing me
all along we talked of forever
i kinda think that we won't get better
it's the longest start, the end's not too far away
did you know? i'm here to stay

we'll stagger home after midnight
sleep on and off in the stairwell
we'll fall apart on the weekend
these nights go on and on and on

we'll stagger home after midnight
sleep on and off in the stairwell
we'll fall apart on the weekend
these nights go on and on and on

we'll stagger home after midnight
sleep on and off in the stairwell
we'll fall apart on the weekend
these nights go on and on and on

we'll stagger home after midnight
sleep on and off in the stairwell
we'll fall apart on the weekend
these nights go on and on and on

Take and give: Menunggu

                Selama proses take and give, ada satu proses yang paling tidak mengenakan kita semua, menunggu. Itu sangat sakit, repot, dan sedih ujungnya. Waktunya pun kita tidak tahu berapa lama. Semua itu tergantung bagaimana kita dan bagaimana perjalaan kita. Setiap kali mulai mendekati seseorang, sudah pasti proses ini terjadi. Dan tidak hanya sekali terjadi, bisa beberapa kali dalam kejadian yang berbeda-beda. Saya sendiri selalu tidak sabar dengan ini.
                Ya, satu-satunya kunci untuk melewati proses ini adalah kesabaran. Karena, butuh waktu yang cukup lama untuk meyakinkan orang yang kamu suka, dan sebenarnya kamu sendiri, kalau memang ini benar-benar cinta dan bukan main-main. Yang pasti, jangan coba main-main dengan cinta.
                 Karena harus serius dalam memikirkan ini, jadi kita harus benar-benar meyakinkan diri kita kalau ini sudah benar-benar murni cinta. Menunggu adalah salah satu pembuktian cinta paling kuat. Waktu adalah penguji terkuat dan terkejam di seluruh alam semesta ini. Masalahnya, waktu tetap ada dan terus berjalan, jadi kita tidak habis-habisnya terus diuji setiap harinya.
                Selama masih masa PDKT ini, banyak penelitian-penelitian yang kamu lakukan terhadap yang kamu suka. Kamu jadi ingin tahu banyak hal mengenai dirinya. Kamu akan bertanya-tanya “dia sudah pernah pacaran belum?” atau “dia suka warna apa?” dan hal-hal lainnya yang kelihatannya sepele. Sadar tidak sadar, setiap pembicaraan dengan orang yang kamu suka, kamu sedang mengumpulkan data-data penelitian itu.
                Tentu pengumpulan data-data itu tidak semudah yang dipikirkan. Pada saat inilah, biasanya mulai terguncang. Kamu mulai menemukan keanehan-keanehan dalam dirinya. Masa penungguanmu sudah mulai bergejolak.
                Di saat-saat terakhir ketika kamu akan menyatakan cintamu kepadanya, ternyata kamu baru tau dia tidak diperbolehkan pacaran dulu dengan orang tuanya. Dor! Habislah kamu saat itu juga. Penuh dengan dilema “apa yang harus saya lakukan setelah ini?” Saat itu juga masa penungguanmu sedang teruji.
                Maka itu, tips lain dari proses ini adalah jangan terlalu banyak berharap dan jangan yakin terlalu cepat. Tuhan sudah menyediakan waktu untuk berpikir, pakailah baik-baik. Kalau ternyata memang tidak cinta, ya sudah apa boleh buat?
                Kalau kamu sudah melewati tahap penungguan ini dengan berhasil dan sukses, maka kamu pasti akan bisa masuk ke tahap berikutnya yang lebih sulit lagi. Karena, take and give itu sebenarnya mulai waktu kamu sudah pacaran. Ini hanya bagian menuju ke sana.

February 23, 2012

Kelabu

Bahkan ketika kelabu merenung dia berkata, mengapa aku kelabu? Tidak bisakah aku hanya putih saja, atau hitam saja? Apakah aku selalu harus ragu? Di saat semua yang lain bisa mengenali dirinya, aku ini hanya kelabu yang bukan putih atau hitam, aku diantaranya. Kelabu lambang plin-plan. Kelabu lambang berkabung. Kelabu lambang kesuraman. Bahkan ketika kelabu merenung dia berkata, kapan aku tidak kelabu? 

February 15, 2012

Diam itu bukan emas.

Saya duduk diam dan tenang di dalam sebuah perpustakaan sekolah. Hanya saya dan penjaga perpustakaan. Kami berdua diam saja. Tidak saling berbicara. Saya harus duduk di sini kira-kira 90 menit sebelum akhirnya saya memutuskan ingin keluar. 


Saya hanya terduduk di depan sebuah laptop yang sudah terkoneksi dengan internet. Menorehkan banyak kata basa-basi di dalam program yang bernama Microsoft Word. Menyenangkan untuk orang yang senang menulis seperti saya. Ini memberikan saya banyak waktu untuk berpikir.


Kerasnya batu tidak akan lebih keras dari kepalaku yang hanya dilindungi tempurung tengkorak. Orang akan berkata A dan aku akan selalu punya B yang lebih baik. Tidak peduli kalau ternyata yang B itu salah total, yang penting aku bukan seorang yang suka ikut-ikutan. Aku tidak bisa diam.


Diam itu emas, kata-kata yang sudah sangat lama kita dengar. Aku tidak yakin. Ketika kita diam, kita tidak akan mendapatkan apapun. Diam itu perlu, tetapi bukan emas. Seharusnya lebih banyak waktu kita habiskan untuk tidak diam dan berbuat segala sesuatu yang bagus, daripada diam. Emas tidak bisa didapat kalau kita hanya terdiam. Diam itu bukan emas.

February 12, 2012

Prinsip dasar: Take and Give

                Sudah lama tidak cerita-cerita mengenai cinta-cintaan. Saya sebenarnya jarang bingung karena tidak ada ide untuk menulis, yang terjadi adalah kebanyakan ide. Tiap kali saya sedang menulis  sesuatu dari ide A, ditengah-tengah menulis saya tercegat oleh ide-ide lain yang berkecamuk di pikiran saya. Maka itu, agak susah bikin artikel lama-lama.
                Langsung saja kita bahas topiknya kali ini. Jadi begini, saya ini orangnya akan langsung bawel ketika saya berbicara dengan seorang perempuan dan akan langsung cerita banyak. Perempuan yang akan saya ceritakan di sini adalah seorang perempuan lucu dan imut yang sangat mengaggumi saya. Dia sangat suka cara pandang saya yang di luar pengamatan kualitatif orang mengenai pacaran dan wanita. Dia bahkan menyebut-nyebut saya sebagai ‘Guru Cinta’ atau semacam itu. Saya sih biasa saja, soalnya saya dulu juga pernah menyebut seseorang dengan panggilan itu, mungkin saya kena karma sekarang.
                Saya dan perempuan centil itu sedang ngobrol  lewat BBM. Tiba-tiba kami sampai pada pembicaraan mengenai prinsip dasar pacaran. Setelah sekian lama membicarakan mengenai trik-trik ajaib saya untuk mendekati perempuan, kami baru membiacarakan prinsip dasarnya waktu itu. Konyolnya, saya seperti sedang memberikan ceramah singkat melalui BBM. Lebih lucu lagi, dia lebih tua dari saya persis satu tahun, ulang tahun kami jatuh pada bulan yang sama. Si muda sedang mengajari si tua. Dan beginilah isinya..
                Prinsip dasar saya waktu pacaran adalah ‘take and give’.  Maksudnya adalah saya mengambil hatimu dan setelah itu saya memberikanmu hatiku. Teorinya gampang memang, tetapi kalau kita coba agak susah. Prinsip ini yang akan menentukan apakah pasanganmu itu benar-benar yang selama ini kamu cari-cari. Kalau ‘take and give’ berhasil seimbang berarti suatu hubungan yang benar sudah terjadi, dan ini jarang. Jadi jangan main-main.
                Maksud saya dengan seimbang adalah ketika kamu mengambil hatinya, dia memberikannya dengan rela, dan ketika itu juga kamu sudah siap memberikan hatimu untuk dia ambil. Ini baru namanya seimbang. Untuk itu semua ada banyak persiapan. Kamu harus buat dia takjub dulu denganmu supaya dia rela memberikan hatinya untuk kamu ambil. Tidak perlu melakukan hal-hal keren. Ibu kepala sekolah saya selalu berkata ‘mulai dari yang sederhana’. Perempuan itu takjub kalau laki-lakinya rajin, pintar, pengetahuan luas, humoris, rapih, dan juga bersih. Kalau laki-laki akan takjub melihat perempuan yang nyambung diajak bicara, keibuan, tidak cerewet, dan asik. Hal-hal seperti itu seebenarnya tidak bisa dibuat umum, orang punya penilaian masing-masing, namun supaya pembaca ada gambaran saja.
                Nah, kalau satu sama lain sudah sama takjubnya, tinggal ditambah kasih sayang yang lebih dan sisanya adalah reaksi kimia.
                Ini adalah prinsip dasarnya, tips dan trik lebih advandced untuk berusaha mengambil hatinya dengan lebut dan melepas hatimu dengan rela, akan ada terus menerus di post-post berikutnya. Tunggu saja, cepet kok serial yang ini, ga makan waktu seumur hidup. J

February 10, 2012

Inspirator sejak tahun '45

                Semenjak Indonesia merdeka, perjuangan-perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan banyak dilakukan di mana-mana dengan berbagai cara. Ada cara-cara dengan diplomasi dan juga ada cara-cara pemberontakan yang melibatkan angkatan bersenjata.  Tetapi tidak semua rakyat Indonesia bisa berpartisipasi dalam kedua cara tersebut. Kedua cara tersebut hanya dilakukan oleh orang-orang terpilih yang juga sudah terlatih. Lalu, rakyat biasa yang lain apakah hanya diam saja dan menunggu hasil? Tentu tidak. Ada hal-hal yang mereka kerjakan di dalam keahliannya masing-masing.
                Salah satunya seperti para seniman yang sekarang kita sebut sebagai ‘angkatan 45’. Mereka tidak berdiplomasi ke luar negeri, apalagi berperang. Mereka hanya seorang seniman. Kerja mereka hanyalah membuat karya seni seperti sebuah puisi, novel, lukisan, atau ukiran. Tetapi hebatnya, dengan hal-hal demikian mereka bisa ikut serta dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan juga membantu melegitimasi kekuasan Indonesia atas wilayah nusantara.
                Cara mereka adalah dengan membuat sebuah pernyataan kehebatan bangsa Indonesia atau anti-belanda di dalam karya mereka masing-masing. Chairil Anwar  dan puisinya, Pramoedya Ananta Toer dengan novelnya, Mochtar Lubis dengan berita-berita yang ditulisnya di media cetak saat itu, para pelukis dengan lukisan atau posternya, dan para pengukir dengan pantung-patungnya yang megah. Dukungan-dukungan semacam inilah yang juga menyemangati para pejuang lainnya yang berjuang lewat cara-cara yang lain.
                Karena pada saat itu Indonesia adalah negara yang baru, maka karya-karya seperti ini sangat membantu rakyat Indonesia pada saat itu mengerti arti kemerdekaan dan mengerti identitas diri sebagai seorang Indonesia yang sudah merdeka. Lewat karya-karya mereka, mereka ingin menyadarkan rakyat Indonesia kalau mereka sudah dalam kondisi merdeka dan mengajak rakyat Indonesia keluar dan merayakan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia bersama-sama.
                Semangat seperti itulah yang harusnya dipertahankan sampai pada hari ini. Sebagai seorang siswa jurusan IPS yang suka menulis, saya juga ingin seperti seniman-seniman angkatan ’45. Lewat tulisan saya, saya ingin menyadarkan rakyat Indonesia sekarang kalau kita sudah dalam kondisi merdeka. Kita sudah tidak seharusnya terpuruk dalam kondisi politik dan ekonomi yang kurang tertata rapi. Rakyat Indonesia sepertinya sudah menyepelekan hal mengenai kemerdekaan dan sejarah kemerdekaan Indonesia, sehingga banyak yang tidak menghargai identitasnya sebagai orang Indonesia.
                Para seniman angkatan ’45 berhasil menjalankan misinya pada saat itu. Rakyat Indonesia bangun dan saling bahu-membahu dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kalau mereka bisa, saya juga tentunya harus bisa untuk membangunkan kembali rakyat Indonesia yang sedang dalam kondisi tidak sadar. Walaupun sumbangsihnya terlihat kecil, hanya sebuah buku, tetapi itu setidaknya sudah membuktikan saya peduli terhadap kondisi bangsa Indonesia sekarang.
                Semangat orang-orang itulah yang terus menginspirasi saya untuk terus maju dan terus menulis. Akhirnya menulis bukan hanya sebuah hobi. Tetapi itu juga menjadi sebuah cara untuk saya ikut berpartisipasi dalam mengisi kemerdekaan Indonesia, seperti yang sudah sering diucapkan dalam janji siswa setiap kali saya mengikuti upacara bendera.

February 6, 2012

Saya suka AC Milan, dan juga Chelsea

                Saya dari dulu sudah suka bola. Pertama kali itu saya suka AC Milan, tim Italia. Waktu itu tahun 2004, saya masih ingat sekali. Saya kelas 4 SD. Pertama kali tau bola dan tim itu dari tante saya yang adalah adiknya mama saya. Tante saya itu suka main Winning Eleven, sebuah game Playstation bola. Karena dulu oma saya pernah buka rental PS, jadilah saya dan tante saya itu sering main di rumah oma saya. Karena waktu pertama kali belum tau apa-apa dan belum tau tim mana yang bagus, saya dipilihkan AC Milan. Sejak itu saya hapal nama-nama pemainnya. Saya juga mulai hapal posisi-posisinya. Terkadang, tante saya memilihkan saya yang lain, karena saya ini gampang bosan. Jadinya, saya kadang dipilihkan Chelsea.
                Semenjak itu, kalau cerita-cerita bola kepada teman-teman saya, saya selalu membela-bela Milan. Tetapi sayangnya, liga Italia jarang dibicarakan orang. Saya tidak punya banyak teman untuk membicarakan tim yang saya sukai ini. Mau tidak mau, saya juga lama-lama suka dengan Chelsea. Tetapi itu hanya untuk sementara. Sampai hari ini saya jauh lebih peduli dengan AC Milan, walaupun saya lebih sering menonton pertandingan-pertandingan Chelsea. Karena memang tidak banyak yang membicarakan liga Italia.
                Saya mulai sering menonton liga inggris sejak kelas 3 SMP. Sebelum-sebelumnya saya masih suka menonton liga Italia. Lama-kelamaan makin jarang dan berpindah mata ke liga Inggris.
                Akhirnya, saya bisa mengimbangi keduanya. Saya sudah jarang sekali menonton AC Milan, bahkan pada pertandingan besar seperti melawan Inter Milan atau AS Roma, tetapi saya selalu cek di www.livescore.com. Kadang saya kelewatan karena sudah terlalu malam jam tayangnya. Tetapi bagaimanapun saya masih tetap peduli.
                Di EUFA cup juga saya lebih mendukung AC Milan dibanding Chelsea. Sekarang keduanya sudah berada di 16 besar, dan kalau keduanya lolos ke delapan besar maka Milan akan berhadapan dengan Chelsea. Pada pertandingan itu, saya akan mendukung Milan jauh lebih besar dari pada Chelsea.
                Sebenarnya, tidak bisa dibilang terpaksa kalau saya menjadi fans Chelsea. Saya bukan terpaksa mencari tim agar bisa ikut berbincang-bincang mengenai bola. Saya juga fans Chelsea, tapi saya telah lebih dulu menjadi fans AC Milan, ini hanya masalah kesetiaan dan konsistensi.
                Sekarang, mari biarkanlah kedua tim mengadukan nasibnya di liga masing-masing dan di cup Eropa itu. Saya akan tetap menjadi pendukung setia di depan layar TV dan layar komputer. Saya cinta keduanya melebihi cinta saya kepada para pambaca sekalian! :D

February 4, 2012

To Whom I Loved

                Ada masanya untuk berpisah denganmu, wahai sahabatku. Dulu kita sering bilang kalau kita pernah bertemu sebelum sekarang. Waktu bersamamu dulu, aku hampir percaya reinkarnasi. Ketika itu kita masih naif. Berpikir seolah-olah kita tidak akan berpisah. Engkau yang tidak ingin kehilangan seorang sahabat dan aku yang terus meyakinkan diri kalau engkau akan jadi kekasihku. Bayang-bayang mimpi itu yang terus membuat tidurku pulas.
                Perbincangan-perbincangan kita tak pernah berhenti. Terlalu banyak titik-titik pertemuan antara aku dan engkau yang ingin dibicarakan. Antara aku dan engkau terlalu banyak hal yang ditemukan ditengah-tengah hidup kita.
                Saling bertanya dan saling peduli. Hal-hal yang terus membuat kita makin hidup tiap harinya. Melampaui oksigen, dulu keberadaanmu lebih kubutuhkan.
                Perbedaan kita tidak pernah menjadi masalah. Aku yang bebas dan engkau yang  terikat. Kita saling membangun satu sama lain. Tidak pernah ada masalah yang terlalu berarti. Pertengkaran tidak akan timbul dari perbedaan ini.
                Waktu itu, waktu pertama kali bertemu denganmu, aku pikir aku telah menemukan segalanya. Aku pikir dunia sudah terlalu kasihan kepadaku dan engkau adalah pemberian terakhir yang dunia ini bisa berikan terhadapku. Ternyata aku salah. Semesta alam tidak menginginkan kita untuk bersama terlalu lama.  Memang di dunia ini tidak ada yang abadi, tak ada yang kekal. Kita pn berakhir tragis.
                Sekarang, tidak ada apa-apa diantara kita. Hanya sebuah memori, yang kupikir hanya aku yang menyimpannya dan kau tidak. Pilu dan lebam rasanya hati ini ketika aku memutuskan untuk tidak berhubungan denganmu lagi. Sekarang, bertanya “apa kabarmu?” pun aku sudah tidak bisa.

-To whom that i loved-
Jakarta, February 4th, 2012