October 10, 2011

Ubud Writers and Readers Festival (Part 1)


                Di sini saya. Menunggu jam penerbangan yang tinggal setengah jam lagi. Sekarang saya sedang duduk disebuah restoran ternama di Jakarta yang ada di terminal 3 airport Soekarno-Hatta. Posisi duduk saya agak di tengah membuat saya leluasa melihat sekeliling saya. Ada banyak sekali orang-orang yang berasal dari berbagai suku. Sebagaima kita tahu, Indonesia memang terkenal dengan keberagaman suku dan budayanya. Beberapa menit yang lalu, saya baru saja mendengar satu keluarga berbahasa Indonesia dengan logat Jawa Surabaya yang sangat kental. Mulai dari orangtuanya hingga anaknya yang paling kecil. Selain itu saya juga melihat beberapa orang yang berbahasa lain, menurut perkiraan saya itu bahasa Bali karena pada jam itu flight dari pesawat yang akan saya tumpangi adalah ke Bali.
                Setelah selesai makan, saya pun mulai mengangkat tas dan berjalan menuju ruang tunggu di atas. Sampai di atas saya menunggu sambil membuka internet dan membuka satu per satu sistus sosial yang biasa saya kunjungi. Hanya 15 menit waktu yang saya habiskan di ruang tunggu, selanjutnya saya langsung naik ke pesawat, tepat 10 menit sebelum lepas landas. Di atas pesawat saya hanya duduk dan tertidur, karena tidak ada yang bisa dilihat selain daripada tumpukan awan. Sambil mendengarkan musik dari ipod, saya tertidur dengan pulas.
                Saya tiba-tiba terbangun karena ada guncangan. Ternyata pesawat sedang mengalami turbulensi. Ini terjadi karena pesawat sedang dalam posisi turun dan saya ini juga berarti akan segera sampai di pulau Bali. Yes! Kata saya dalam hati. Saya memang sudah sangat tidak sabar untuk sampai di Bali. Waktu menunjukkan jam setengah tiga. Sekitar dua puluh menit lagi pesawat saya akan mendarat di bandara Juanda. Saya mulai mematikan ipod dan juga laptop karena dilarang menyala dalam kondisi akan mendarat.
                Akibat dari mematikan ipod adalah saya akhirnya bisa mendengarkan dan merasakan apa yang terjadi di sekeliling saya. Ternyata, ada seorang India yang besar (red=gendut) yang sangat ribut berbicara dengan keluarganya. Sudah ribut, duduknya miring-miring pula, saya tambah kesal. Dia duduk sendiri dibelakang saya dan sisa dari anggota keluarganya duduk di belakang pria besar ini. Mereka membicarakan sesuatu dalam bahasa mereka yang saya harap saya tidak akan pernah mengerti, karena saya tahu pasti mereka membicarakan hal yang tidak penting yang akan membuat saya tambah memaki mereka.
*
                Tiba sudah saya di bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Karena saya tidak menaruh apapun di bagasi, saya langsung keluar dengan langkah tegap dan cepat. Dengan segera saya menelepon seseorang yang seharusnya menyebut saya. Akhirnya setelah bertemu, kami langsung naik mobil dan pergi ke rumah orang ini. Ketika sudah sampai kami, atau tepatnya saya, langsung ganti baju dan tertidur.
                Besoknya, saya berangkat dari rumah orang itu ke ubud. Acara pertama mulai jam 10 WITA dan saya sudah sangat penasaran akan seperti apa acaranya.