Kalau
aku buka surat ini dengan menuliskan apa yang seharusnya aku ucapkan setiap
tanggal 8 Desember kepadamu, mungkin terasa mainstream.
Mari kita hindari bersama. Jangan berharap aku akan menulisnya di awal.
Kamu
tahu banyak hal yang aku tidak tahu, tentunya dalam batasan kita masing-masing.
Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa mencapai 80% headshots atau menghasilkan uang dari akun game. Aku juga tidak
mengerti apa rasanya selama 15 tahun
(mungkin) jadi orang terhitam di lingkunganmu. Hmm, ini menarik.
Satu-satunya alasan kamu
dipanggil dengan nama panggilanmu hari ini hanya karena kulitmu. Tidak ada
alasan lain. Bukan karena latar belakang yang gelap atau membawa ke-gelap-an
setiap kali kamu berjalan. Hanya kulit.
Aku tidak pernah merasa jadi
rasis kalau memanggil kamu, sepupuku sendiri, dengan nama panggilan itu. Keren,
tidak masalah. Namun, aku tidak tahu isi dirimu sepenuhnya, perasaan mendalam
apapun dari dirimu. Aku tahu kamu pasti merasa nama panggilan ini keren. Ah,
pasti. Tapi kamu tidak pernah bilang. Hanya bersikap seperti nama itu keren.
Sudah lebih 5 tahun sepertinya
kita memakai nama panggilan yang kita buat waktu ingin membuat podcast “Snapshot”. Kamu tentunya masih
ingat dengan jelas adegan saat aku memanggil nama panggilanmu sampai
menjulurkan lidah, masih lucu.
Selamat ulang tahun. Tentu aku
tidak akan menuliskannya di akhir, karena kamu pasti sudah menduga seperti itu
saat aku dengan jelas-jelas memberitahu kalau aku tidak ingin menuliskannya di
awal. Ini masih di tengah-tengah.
Kalau di kenang-kenang, terakhir
kali kita bicara dengan memanggil nama panggilan masing-masing kapan ya? Lama
tidak bermain game bersama, tapi aku culun punya. Tidak bisa main. Lama juga
sejak Snapshot terakhir kita.
Tahunmu terulang rutin setiap
tanggal 8 Desember. Aku hanya bisa bersyukur kalau kamu masih hidup setiap
tahunnya dan di tanggal 8 Desember. Satu-satunya sepupuku yang jago main game
dan jenius dalam tahun yang sama.
Selamat ulang tahun. Aku
menuliskannya dua kali. Aku tahu kamu sama sekali tidak menebak aku akan
menuliskannya dua kali. Berharap setelah menulis ini, di tanggal 8 Desember aku
bisa mengucapkannya. Di depan wajahmu, kepada si kulit hitam, dan hati yang
putih.
Sepupu tak berkado,
DeadMaster