July 7, 2012

Soal Feminitas dan Jiwa Saya


                Semua orang di dunia ini, baik laki-laki maupun perempuan, punya sisi maskulin dan feminin masing-masing. Kadar kedua sisi itu berbeda-beda tiap orang. Ada perempuan yang maskulinitasnya lebih besar daripada perempuan-perempuan lainnya, begitu juga sebaliknya dengan laki-laki.
                Saya, yang sepertinya memiliki takdir hidup untuk selalu berada di sekeliling perempuan banyak (dan bukan mainan perempuan maksudnya), agaknya menjadikan saya jadi banyak tau soal perempuan, tapi itu tidak membuat saya jadi seperti perempuan. Hal ini saya tidak hiperbola sama sekali. Saya berkali-kali berada di acara yang isinya banyak perempuan semua. Dulu waktu kakak saya kuliah dan saya masih kecil (masih SD), saya sering diajak berkumpul bersama teman-teman kakak saya yang perempuan semua. Jadi, ya kira-kira bergitulah gambarannya.
                Karena sejak kecil saja sudah begitu, akhirnya saya menemukan ketertarikan-ketertarikan di dunia perempuan-perempuan itu. Karena kebetulan waktu itu kakak saya dan teman-temannya anak FISIP, jadilah saya hari ini ingin masuk di jurusan yang sama dengan mereka. Ada banyak hal lagi yang menjelaskan kenapa saya begini hari ini, macam kebawelan saya, ketertarikan saya dengan dunia tulis menulis, kehebatan saya dalam merangkul wanita dengan muka unik begini, dan berbagai macam hal lainnya.
                Sisi feminin yang berkembang bersamaan dengan sisi maskulin saya membuat saya bisa mengerti perempuan lebih dari laki-laki biasanya tanpa kehilangan kelaki-lakian saya. Saya masih bisa pakai celana jeans yang untuk perempuan, lalu membawa tas yang ada warna pink di pinggirnya tanpa terlihat sebagai perempuan. This is what’s great from me!
                Saya mungkin pernah manicure, tetapi saya juga pernah berkelahi sampai berdarah-darah. Gaya bicara saya terkadang bisa dibilang seperti perempuan, tetapi isi bicaraan saya laki-laki banget. Ya, pokoknya hal-hal macam itu deh yang membuktikan keseimbangan kedua sisi, feminitas dan maskulinitas, di dalam jiwa saya. Kamu gimana? Sudah seimbang?