March 19, 2012

Ketika tahun-tahun bertambah satu tahun

                Belakangan ini banyak kejadian penting dalam hidup saya. Bulan ini adalah satu bulan yang begitu melimpah untuk diri seorang saya. Karena itu banyak post saya akhir-akhir ini labelnya personal life.
                Bulan ini saya berulang tahun. Bertambah lagi umur menjadi satu tahun, semakin bertumbuh dewasa, baik pikiran maupun tubuh. Saya lihat lagi foto-foto lama yang terpajang di cermin, di atas rak, dan yang di gantung di dinding kamar. Semua foto saya dari saya bayi, TK, sekolah SD, lalu ke SMP, sampai akhirnya kemarin saya harus meletakkan foto baru bersama teman-teman SMA.
                Dulu saya belum kepikir punya teman-teman yang semacam mereka ini. Teman-teman yang sudah sama-sama besar, keren, pintar, hebat, licik, pelit, jorok, dan bisa ditambahkan sendiri kata-kata sifat yang lainnya. Hidup terasa cepat sekali ketika saya melihat foto-foto itu kembali.
                Apa mau dikata? Lihat kebelakang jejak sudah banyak dibuat, lihat kedepan jalan masih panjang terbentang. Hidup terasa lama ketika kita tidak tahu mau berbuat apa. Waktu itu memang lama kalau ditunggu, hanya orang bodoh yang nungguin waktu sambil ngeliatin jam. Tiap detik habis sudah, dan saya yakin mata orang bodoh itu makin lama makin pedih, apalagi kalau tidak kedip.
                Kemarin saya menghadiri pesta pernikahan teman. Begitu mewah, saya sendiri salut. Bagaimanapun juga, pesta pernikahan itu dibayar oleh kedua mempelai. Mereka pasti sudah bekerja cukup keras, sebelum akhirnya uang mereka terkumpul dan menentukan untuk menikah.
                 Saya sih masih remaja. Masih bocah. Hidup masih jauh untuk memikirkan pernikahan, tugas untuk besok saja masih malas saya kerjakan. Tapi, setidaknya saya harusnya sudah berpikir sedikit mengenai hal itu. Setidaknya saya harus berpikir, uang untuk menikah akan saya hasilkan dari mana? Saya akan bekerja apa sebelum saya memutuskan untuk mengumpulkan uang dan menikah?
                Ya, intinya begitulah. Walaupun sudah bikin rencana dari jauh-jauh hari, masih ada kemungkinan gagal. “We live in a world where luck is never on our side” Jangan pernah mengharapkan keberuntungan menimpa. Mendapatkan keberuntungan hanya membuatmu terlihat lemah, tetapi usaha dan perencanaan hidup membuatmu hebat.
                Setidaknya selama satu minggu ini, saya belajar itu. Ciao!