December 4, 2010

My school, my class

 Sepuluh B. Kelas pertama kami di sekolah ini. Kelas yang kami bangga-banggakan dan kami puja-puja teramat. Awalnya beranggotakan 19 orang, tetapi ada perpindahan murid ke kelas 10 A. Jadi, kelas kami sekarang hanya berjumlah 18 orang. Dipimpin oleh wali kelas kami Miss Hanna S. Dan ketua kelas kami tercinta Kevin Nobel Kurniawan serta beberapa pengurus kelas lainnya.
 Bersama, kami melewati masa-masa adaptasi yang prosesnya masih belom selesai sampai sekarang. Berbagai masalah dan kekacauan cukup sering terjadi di kelas kami yang seringkali membuat guru-guru marah, bahkan wali kelas kami tak habis-habisnya memarahi dan menasehati kami yang bebal ini. Dalam proses pembentukan ini kami merasakan hal-hal yang sulit. Seperti, merubah karakter kami dari yang dulunya kami bebal atau bisa dikatakan bejat menjadi orang Kristen yang benar dihadapan Tuhan dan belajar bertanggung jawab atas hidup kami dan setiap hal yang kami boleh pelajari.
     Tidak semua hal-hal yang kami hadapi sesulit yang dibayangkan. Kami masih sering bermain, tertawa, dan bercanda ria didalam kelas. Beberapa hobi kami yang lain masih dapat dijalankan dengan baik dan komunikasi dengan orang lain pun masih berjalan dengan baik (khususnya dengan teman dekat) walaupun ada  banyak tugas yang harus kami selesaikan. Beberapa dari kami yang kurang rajin juga tidak begitu terbebani oleh tugas-tugas yang berat dan agak banyak. Hanya saja, terkadang tugas kami terbengkalai karena kemalasan kami untuk mengerjakan atau sikap tidak peduli kami yang sering muncul kalau mendapat tugas-tugas sulit (e.g. fisika).
    Dalam kelas kami, seringkali terlontar lelucon-lelucon konyol dari beberapa teman kami. Karena tiap-tiap orang punya khas lelucon masing-masing, lelucon kami selalu baru setiap hari dan bervariasi. Beberapa dari guru kami juga kerap memberikan julukan kepada kami karena suatu kebiasaan buruk yang kami miliki atau karena perkataan kami. Walaupun banyak guru yang mengeluh atas tingkah laku murid-murid di kelas kami, kami tetap terus berusaha agar guru itu tidak marah pada saat mengajar kami.
     Reputasi kami lumayan bagus. Tidak terlalu bagus dan juga tidak terlalu buruk (walaupun terkadang memang sangat buruk). Di dalam beberapa mata pelajaran kelas kami cukup unggul terlebih yang melibatkan kontak fisik, seperti contohnya olahraga. Kekompakan kami sangatlah baik, karena dalam pelajaran olahraga khususnya, dibutuhkan kekompakan dan kerjasama yang tinggi dalam suatu tim. Lelucon-lelucon kami pun bisa menjadi lucu karena ada kesamaan berpikir dan selera humor yang sama sehingga menjadikan itu lelucon yang lucu dan sering dibicarakan.
   Selama satu semester ini, kami cukup mengenali satu sama lain. Kami tahu secara garis besar siapa teman kami ini, dimana tempat tinggalnya, bagaimana karakternya, dan bagaimana cara berkomunikasi dengan orang ini. Karena, tanpa mengetahui hal-hal tersebut kami tak mungkin menjadi kelas yang kompak dan bisa membuat lelucon tentang satu sama lain kalu kita tidak tahu dia itu siapa. Dan di kelas kami semua bekerja bersama dan saling mengenal satu sama lain, sehingga tidak ada yang terkucil atau menjadi pendiam di kelas kami. Semua berkomunikasi dengan baik dan lancar walau memang perselisihan bisa terjadi dalam suatu momen yang kurang baik.

Ferio Renaldo
"Udah lama tulis, tapi baru post sekarang.. Iseng.."