August 21, 2013

Logika Salah

Karena manusia punya pilihan
Mereka bertindak
Berdarah dalam balutan kasih
Tertawa di atas penderitaan
Salah-Salah, maka benar

Gatal melihat kerusakan
Digaruk menambah
Sakit yang lebih parah
Jangan lagi logika berkata
Min kali min sama dengan plus

Satu pengecualian
Menggentarkan
Satu teori
Dan orang bodoh
Menghajarmu dengan pengalaman

Panjang akal tidak mengajarimu satu hal
Kata-kata palsu
Hidup yang tak lagi ada
Berlapiskan emas dan uang
Gaun mewah dan selimut tebal

Tuan dan Puan
Hamba dan budak
Hitung-hitung pilihanmu
Jadi salah satunya
Tak membuat perbedaan

Akan menjadi besar
Lengkap dengan akal budi
Maka tetaplah polos
Kemurnian menjagamu
Untuk terus hidup


August 20, 2013

Hidup dan Mengajar Dua Bocah

                Sudah sebulan tinggal di Bekasi. Makin hapal jalanan dari rumah ke stasiun dan tempat-tempat penting macam minimarket, supermarket, ATM, apotik, dan bahkan rumah sakit setempat. Sebenarnya sebulan tinggal di daerah Jatimulya, sih. Selama sebulan di Bekasi juga belum pernah ke mall, tapi tiap kali mau ke atau dari stasiun selalu lewat mall BTC.

                Baby sitting pekerjaan yang menarik, sebenarnya. Melihat anak (atau dalam kasus gue, anak-anak) bertumbuh besar setiap harinya, memberikan kesenangan. Paling menyenangkan adalah kalau mereka makin pintar. Karena kalau begitu, segalanya bisa jadi lebih cepat. Mandi lebih cepat, makan lebih cepat, dan belajar juga jadi lebih cepat.

                Keduanya punya kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Yang lebih tua dan lebih kurus dan lebih coklat punya kemampuan bercerita dan menghapal yang tinggi. Dia masih bisa fokus dan punya konsentrasi tinggi. Cuman, matematikanya lemah. Kalau lagi kerjain soal dan udah ga bisa, dia bengong. Lebih mirip sama gue. Yang muda dan gendut dan putih bisa mengerti matematika dengan cepat. Menghitung di kepalanya juga sudah cepat. Dia juga mudah mengerti aturan, semacam aturan huruf kapital di Bahasa Indonesia. Begitu disuruh menghapal, lamanya sampai berjam-jam. Gampang sekali untuk lupa. Padahal, dia juga baru sebut. Dalam hal ini, ngajarinnya lebih susah daripada ngajarin yang lebih tua pelajaran matematika.Beruntungnya, yang muda masuknya siang, jadi ada waktu untuk dia belajar lagi pagi-pagi. Nanti semester depan, baru dia masuk pagi.

                Bed-time story adalah hal yang menyenangkan bagi dua sisi, gue dan mereka. Gue senang bercerita dan mereka senang tidur sambil mendengar cerita. Memang sih, bagian paling menyenangkannya adalah fakta bahwa mereka sudah tertidur, jadi gue bisa get on with my online life.

                

August 17, 2013

Mari Cinta yang Sudah Dipilihkan

Rata-rata anak remaja di seluruh dunia tidak menyukai negara asalnya atau orang tuanya. Begitu banyak keluhan soal itu. Remaja seringkali berandai-andai untuk bisa memilih (setidaknya) negaranya. Apalagi setelah mengetahui bahwa ada orang-orang yang memiliki status bi-patrid atau bahkan multi. Gue sendiri juga pernah berandai- andai soal memiliki status itu. Jadi orang seperti rasul Paulus, misalnya. Dia bisa jadi orang Yahudi  dan Romawi yang terhormat sekaligus. Keponakan gue juga begitu. Nanti waktu usianya 18 tahun, ia berkesempatan memilih antara Indonesia atau United Kingdom. Hal yang begitu jarang dimiliki orang. Walau demikian, setelah bertumbuh dewasa orang biasanya mulai bisa mengerti arti sebenarnya cinta tanah air. Semua memang butuh proses.

Lagipula, kalaupun bisa diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk memilih orang tua dan negara sendiri, akan terjadi mass confusion. Bahwasannya, tidak ada bentuk orang tua atau negara yang sempurna selain yang ada di otak egois kita masing-masing. Khususnya, setelah manusia sudah jatuh dalam dosa. Ditawari surga pun mungkin menolak, karena keterikatan-kebebasan di otak mereka tidak tercemin dalam kesucian surga.

Dipilihkan adalah pilihan terbaik yang manusia bisa dapatkan. Orang Jawa (secara khusus) mungkin lebih mengerti hal ini, yakni nrimo. Mensyukuri dan mengasihi akan apa yang sudah ada. Toh, tidak ada yang sempurna. Apalah gunanya melawan. Lama-lama kita mengerti indahnya yang sudah dipilihkan.