Seribu satu kali aku
berkata-kata, tetapi tak satupun sampai terdengar manusia-manusia bebal itu.
Mereka berkata-kata kepadaku seribu satu kali, tetapi tak satupun bisa kudengar
apa maksudnya. Mulut beradu mulut, kata-kata saling bertabrakan, suasana rusuh,
keramaian tak terkendali. Mereka bilang aku bebal, tetapi aku tau merekalah
yang sebenarnya bebal. Setelah itu semua selesai. Tak ada satupun dari kami
yang bergerak. Tak satupun berubah posisi. Kami ditengah-tengah kehampaan.
Hanya ada aku dan mereka. Kesempatan berkata-kata sudah hilang. Sekarang kami
tetap diam.
I write what i see, i see what you don't see. So, i write what you don't see to make you SEE
May 12, 2012
Cerah Di Negeri Sendiri
Cerah itu kalau tidak sendu.
Penuh dengan tawa riang. Cahaya matahari dengan cepat menyelimuti kulit yang
sawo matang ini. Tidak perlu takut jadi
hitam, ini negeriku, tak ada orang yang perlu peduli, semua orang begini.
Rumput-rumput hijau di taman aku injak-injak. Kakiku langsung penuh dengan
tanah dan lumpur. Tidak lagi kupedulikan masalah ini, ini rumahku, tak ada
orang yang melarang, semua orang juga pernah. Hari penuh dengan senyuman dan
tubuh terus bergoyang sana-sini. Ini cerah. Aku ingin terus cerah, secerah
matahari dari pagi sampai pagi.
Subscribe to:
Posts (Atom)